Poker Online

Misteri Penunggu Kampus Universitas Lampung


Misteri Penunggu Kampus Universitas Lampung

Cerita Tengah Malam - Di tiap Kampus tentu simpan cerita mistis/horor. Kisah-kisah mistis itu sering mendekati beberapa mahasiswa, dosen, atau karyawannya. Sebagai berikut ini cerita mistis yang dirasakan oleh saya sendiri, jadi mahasiswa di Kampus Lampung.
Kisahnya ini: Saat itu saya sedang menanti dosen untuk tuntunan skripsi di Gedung G FKIP Unila. Seperti umumnya dosen pembahas skripsi saya, sebutlah saja pak TJ kadang layani tuntunan skripsi mahasiswa sampai akan mendekati waktu magrib. Paling-paling seputar pkl.17:45-an tuntunan ditutup. Itu juga jika beliau tidak sedang repot. Tetapi dosennya baik, rajin, disiplin, serta tanggungjawab sekali dengan skripsi mahasiswa—hingga terkadang dapat 2-3 kali tuntunan skripsi pada sebuah Minggu, pasti seandainya kita sebagai mahasiswa harus rajin. Tidak itu saja, serta kadang saya sampai tercengang, saat dia bawa bergunung-gunung skripsi hasil koreksian yang dibawa oleh ke-2 tangannya serta dikeluarkan dari dalam mobilnya. Bener-bener dosen yang perfek, dapat dipercaya bangetlah intinya.
Baca Juga : Misteri Tanjakan Tarahan Lampung
Oh ya, tahu psikologi dan rutinitas seorang dosen penting saat sedang tuntunan skripsi. Upsss, serta, dari langkah memarkirkan mobilnya saja saya demikian memahami, dia seringkali memarkirkan mobilnya di trotoar jalan di belakang gedung F1 FKIP Unila. Dimana disana ialah jalan penghubung untuk ke arah Fakultas Kedokteran. Serta di sekitaran tempat parkiran disana ada pohon, tetapi lupa nama serta tipe pohonnya apa itu. Tetapi yang pasti, pohon cukup besar itu terletak ada persis di dekat jalan setapak yang berpeping yang umumnya dipakai “jakil” mahasiswa untuk ke arah gedung-gedung kuliah. Serta dibawah pohon itu seringkali beberapa mahasiswa belajar, berdiskusi, atau rapat. Walau sebenarnya, di pohon yang cukup besar serta tinggi itu ada penunggunya loh, yakin tidak yakin, soalnya saya yang ngalamin sendiri.

Saat itu, sekitaran bulan Juni 2014 akhir, tanggalnya lupa. Sore itu hujan gerimis, mendung tebal, cuaca mulai dingin serta keadaan seputar gedung cukup gelap, sepi serta intinya saya sudah malas sekali ingin pulang ke rumah. Waktu itu jam telah memperlihatkan pkl.17:15-an, Saya bersama dengan rekan-rekan lainnya masih bersikukuh—bersemangat (seinget saya saat itu hanya 3 orang yang akan mengantre dosen pembahas saya itu), kami masih tegar menanti dosen pembahas sekalian sekedar duduk di Lt.2 Ged. G FKIP Unila. Sampai kami setuju bertiga, bila s.d pkl.17:30 dosen pembahas saya itu belum ada, karena itu kami putuskan untuk pulang. Tetapi nyatanya nahas, hujanpun makin lebat, sesaat waktu magrib selekasnya mendekati. Di gedung G FKIP itu cukup sepi, kelihatan kosong kursi-kursi tuntunan mahasiswa Pendidikan Matematika yang terletak tidak jauh dari WC spesial untuk dosen di Lt.2 gedung itu. Paling-paling yang masih sisa cuma kami bertiga, beberapa dosen (umumnya dosen-dosen pendidikan kimia, dosen matematika, ketua jurusan pak Caswita), pak Li (panggilan salah satunya petugas kebersihan serta penjaga di Gedung G FKIP itu).

Sebab telah diyakinkan dosen pembahas saya tidak hadir, dan lama menanti hujan surut, sesaat hari makin sore serta petang, saya telah cukup kecapekan, karena sejak dari pagi telah optimistis dapat tuntunan, nyatanya keinginan gagal serta malah justru saya terganggu oleh makhluk halus penunggu gedung G FKIP Unila.

Pas kurang lebih pkl. 17:59-an betul-betul dosen pembahas skripsi saya itu tidak ada, saya masih sendiri duduk di atas gedung G FKIP menanti hujan surut, sesaat rekan saya yang lain telah izin pulang lebih dulu. Maklum, mereka mahasiswi (cewe’) serta telah ada jemputan. Saya tetap menanti hujan sampai surut. Sampai disana masih ada pak Li yang berjalan sekalian memeriksa gedung, ia sempat menyapa saya: “mas kok masih duduk disana, mari pulang, pintu gedung ingin ditutup” celetuk pak Li. Lantas saya juga ikuti sarannya untuk turut turun dari gedung.
Waktu akan akan pergi dari gedung, waktu urutan berdiri serta masukkan draft skripsi ke tas, saya sempat melihat panorama luar di seputar tempat duduk beberapa mahasiswa untuk mengantre tuntunan skripsi itu (ini ialah rutinitas kami yang belum pernah lepas melihat pohon yang persis bertemu dengan mobil yang seringkali diparkirkan oleh dosen pembahasa saya itu).

Nyatanya astaghfirullah, tidak menduga, waktu pandangan mata tertuju dibalik bagian-bagian belakang gedung yang telah mulai gelap, saya lihat sesosok wanita memiliki rambut panjang tutupi sisi punggungnya menghadap mengarah selatan gedung F.MIPA, kain yang dipakai putih bersih terkulai memanjang, dengan lekuk tubuh kurus, tanpa ada kaki, serta figur wanita itu menggantung pas di Lt.2 gedung G di sekitaran teras belakang gedung. Selanjutnya sekilas , figur wanita barusan dengan bayangannya langsung terbang cepat sekali ke arah pohon yang ada di samping jalan tadi—tempat umumnya dosen pembahasa saya memarkirkan mobilnya, lantas samar-samar bayangan hilang. Saya sempat merinding, cukup kalut dibuatnya, serta lihat di seputar pohon itu situasinya mulai gelap serta sepi, tetapi hujan telah mulai surut. Dengan penuh kuatir, tanpa ada berbicara serta cukup takut, pada akhirnya saya putuskan untuk pulang serta percepat langkah kaki turun dari tangga ke arah Lt.1 Gedung G melalui pintu belakang. Walau sebenarnya, bila saya melalui pintu depan gedung G, tentu saya akan langsung lihat pohon itu , serta memikirkan figur wanita barusan, yang saya yakinkan itu ialah KUNTILANAK. Kebetulan waktu saya akan melalui belakang pintu gedung G, waktu itu pintu telah terkunci.
CASINO ONLINE INDONESIA
Dengan penuh sangat terpaksa serta cuek saya nekat melalui pintu depan gedung G. Setelah itu, saya ke arah belakang gedung G untuk ambil motor untuk selanjutnya pulang. Juga, di belakang gedung G FKIP itu cuma motor saya sendiri, SIAL ! karena, umumnya mahasiswa gedung G memarkirkan kendaraannya di muka mushola FKIP. Sesaat hari itu saya tidak. Diperjalanan pulang, gerimis kecil masih menghiasi, serta masih mengharap pertolongan Allah sampai hingga di dalam rumah.
Sampai saat lulus wisuda, sekarang saya benar-benar jarang-jarang hadir ke gedung G. Tetapi cerita mistis yang pernah saya alami ini mudah-mudahan jadi pelajaran bernilai buat saya, buat rekan-rekan mahasiswa Unila yang lain. Jika, di seputar kita masih ada dunia gaib, serta kadang tidak diduga makhluk halus itu menunjukkan figurnya pada manusia prima seperti kita.

Oh ya, insiden lain sempat juga berlangsung loh di sekitar lingkungan gedung G FKIP Unila. Dari mulai narasi dosen pada penjaga gedung masalah jahilnya hantu penunggu gedung G yang dengan semaunya mengalihkan bangku dari urutan A ke urutan B waktu perkuliahan berjalan, cerita kesurupannya beberapa mahasiswa di gedung G itu karena penggusuran tempat di belakang gedung G untuk kepentingan pembangunan gedung Pascasarjana (mahasiswa Unila tentu sudah mengetahui gedung pascasarjana baru di belakang gedung G FKIP Unila itu kan?). Upsss, dahulu saya serta rekan-rekan seringkali jalan melalui tempat gusuran seputar gedung pascasarjana itu yang mengubungkan di antara jalan utama—dekat laboratorium biologi dengan jalan tikus (disebutkan jalan tikus sebab jalannya kecil)—sesaat akan dibuat gedung pascasarjana. Sampai dahulu sampai sekarang, saya sempat bingung dari banyaknya pohon yang ditumbangkan—digusur, tetapi ada satu pohon aren yang tidak ditebang, aneh kan? Jika rekan-rekan melalui jalan setapak dari jalan tikus ke arah universitas, lihat di samping kiri jalan, tentu rekan-rekan akan lihat 1 pohon aren yang berdiri kuat, pohonnya selintas kita lihat cungkring, kurus, serta tinggi, tetapi menurut feeling serta perkiraan saya mengapa tidak ditebang waktu berlangsung penggusuran itu, karena di pohon aren itu ada penunggunya—menyimpan banyak misteri, bisa saja disana ada penunggunya—gunduruwo dan lain-lain. Serta, saat acara pembangunan gedung pascasarjana sempat saya menyium aroma sesajen, bakaran kemenyan, parfum bunga. Maklum, tempat pembangunan gedung itu ada di seberang jalan persis di belakang gedung G FKIP Unila, dimana disana saya seringkali melalui serta di gedung G tempat saya melakukan kegiatan perkuliahan.

Waktu akan ada pembangunan gedung baru di tempat penggusuran, konon, menurut narasi beberapa pekerja pembangunan gedung pascasarjana itu, beberapa hantu penunggu di tempat itu tidak terima dengan tindakan penggusuran. Beberapa hantu penunggu tempat pada berpencar, beralih tempat di beberapa gedung perkuliahan, sampai hantu penunggu sempat membuat gaduh—beberapa mahasiswa ada yang kesurupan dengan beberapa jenis bentuk beberapa suara misteri penunggu disana. Karena, setahu saya waktu masuk kuliah awal (tahun 2009/2010) tempat di belakang gedung G FKIP Unila (sebelum dibuat gedung pascasarjana) itu memang masih kelihatan ada aura mistis, dari mulai tempat semak belukar, keadaan sepi, didominasi dengan pohon-pohon aren, pohon-pohon besar, pohon pepaya atau singkong liar yang tumbuh bebas sampai di muka laboratorium, dan persis di seputar tempat pembangunan ada juga rawa-rawa (di rawa-rawa itu beberapa telah dibuat musolah Fakultas Kedokteran), tetapi lokasi-lokasi rawa-rawa s/d tahun 2014 masih tersisa—masih ada kubangan air walau dalam keadaan kemarau. Memang benar, saat saya mencari sumber literatur mengenai keadaan dilokasi, dahulunya disana ialah rimba serta semak belukar (sebelum dibuat Fakultas Keguruan serta Pengetahuan Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Kedokteran).

Isu lain yang bertumbuh di golongan mahasiswa masalah hantu kuntilanak, dan tangisan-tangisan pada malam hari di pelataran gedung F1 serta F2 FKIP Unila. Dan hantu pengganggu di salah satunya ruang dosen di gedung B samping dekanat FKIP Unila (pernah dibikin videonya oleh team EduSPOT dengan menyertakan dosen yang bersangkutan—cari di youtube, semoga masih ada). Hantu-hantu dari sana memang jahil serta seringkali menakut-nakuti, terkadang dengan semaunya mengalihkan beberapa barang dari urutan satu ke urutan yang lain. hantu di samping gedung PLT FKIP Unila (penunggu mobil bis yang rusak). Ada pula hantu kuntilanak yang eksis turut berpoto dengan salah satunya mahasiswa Unila. Menurut narasi dari rekan saya, Tyasrosawindu, mahasiswa kimia FMIPA Unila, temannya itu pernah berpose bersama dengan kuntilanak di pohon “BERINGIN CINTA” Unila (deket bundaran Unila). Mereka berpose di pohon beringin yang besar itu mendekati waktu magrib. Tidak diduga, waktu hasil bidikan disaksikan, dibelakang photo ada sesosok wanita kenakan pakaian putih. Jelas mereka menyangka figur itu ialah “Kuntilanak”. Butuh diingat jika Unila memiliki dua pohon beringin teduh dengan tangkai pohon besar, serta pasti ada penunggunya disana.

Udahlah ini saja ceritanya. Sebenernya ada banyak narasi lain—hantu penunggu universitas Kampus Lampung, dari mulai hantu-hantu penunggu gedung H Fakultas Tehnik, Aula Fakultas Pertanian, hantu penunggu kosan rekan saya di jalan kopi, hantu-hantu penunggu asrama mahasiswa incar misi Unila (RUSUNAWA) yang di sekelilingnya banyak rawa-rawa yang simpan narasi mistis. So, buat rekan-rekan mahasiswa Kampus Lampung yang pernah merasakan cerita mistis/horor di lingkungan universitas Unila atau di kosan/asramanya, silakan dishare, pasti dengan cerita kenyataannya yah?