Poker Online

Cerita Angker di Villa Stephanie


Cerita Angker di Villa Stephanie

Cerita Tengah Malam - Debur ombak laut Selat Sunda masih kelihatan menabrak beberapa tersisa puing bangunan Villa Stephanie, Carita, Pandeglang, Banten, yang luluh lantah, mati serta sepi yang betul-betul sepi selesai musibah tsunami 22 Desember 2018 kemarin.
Baca Juga : Cerita Angkernya Bukit Soeharto
Di sudut-sudutnya, terlihat seonggok mobil tersisa momen yang warna catnya masih utuh, tumpukan kasur, tersisa baju, serta puing yang sudah bercampur jadi satu dengan sepi serta masa lalu pilu yang sekarang menjadi angker dengan cerita-cerita masyarakat seputar tempat yang seringkali temukan serta alami keanehan waktu beraktivitas di dekat atau tempat itu.

Villa Stephanie sendiri adalah salah satunya tempat terberat yang ditabrak gelombang tsunami pada 22 Desember 2018 kemarin. 26 korban meninggal diketemukan di tempat sesaat beberapa ratus yang lain belum diketemukan pasca-tsunami Selat Sunda menghajar lokasi pesisir perairan Selat Sunda di Banten.

Dari info beberapa saksi waktu insiden, villa bintang empat ini memuat seputar 200 tamu yang tengah liburan, serta kamar-kamar yang ada full booked.

Berdasar pengalaman jurnalis IDN Times yang meliput operasi eksodus korban di tempat itu, berbau tidak enak yang datang dari jasad-jasad yang terkubur dalam tumpukan puing mulai menyodok. Tidak itu saja, jasad yang diketemukan juga tidak jelas memiliki bentuk. Serta ada yang tidak utuh.

Baca : Tsunami di Banten Dipacu Kegiatan Vulkanik Gunung Anak Krakatau

Selain itu berdasarkan penjelasan salah satunya masyarakat seputar Villa Stephanie namanya Mirah (56), korban di tempat itu banyak. Korban cedera sampai beberapa ratus, sesaat yang meninggal seputar 70 orang. Dari 70 orang itu yang diketemukan di tempat tidak sampai setengahnya.
CASINO ONLINE INDONESIA
"Sepertinya yang paling kronis di sini ya (Villa Stephanie) korban banyak yang tenggelam ke laut, di sini yang bertemu tidak sampai setengahnya. Saya hanya lihat cocok ada anak kecil yang angkat," kata Mirah, pada IDN Times di tempat, Selasa (10/12).

Wanita pengelola obyek wisata pantai yang ada persis berdekatan dengan Villa Stephanie ini menjelaskan upayanya sampai sekarang sepi setelah insiden yang berlangsung satu tahun kemarin ini. Diterangkan Mirah, situasi yang berkesan angker penyebabnya.

"Kemungkinan sebab jadi serem tempatnya, ya memang seram jika yang saya alami, tetapi tidak pernah mengganggu, yang disana (Villa Stephanie) hanya ketinggalan saja kenangannya," kata Mirah.

Sambil memperagakan momen yang dikatakannya seram, Mirah menjelaskan jika dianya seringkali lihat wanita serta lelaki di dekat kolam renang Villa Stephanie yang ada di atas daratan karang yang menjorok ke laut.

"Atuh saya mah pernah lihat seringkali jika nyapu, tetapi sekelebatan saja, seperti masih berlibur saja demikian yang saya lihat, umumnya saya lihat anak muda sama paruh baya, lah" jelas Mirah.

Mirah akui, dianya sempat juga dibangunkan waktu tertidur dalam tempat ia berjaga di pantai yang ia atur.

"Nah baru saja saya tidur di bale (bangku berupa panjang) ini mendadak ada yang ngegebrak bale tempat saya tidur," kata Mirah.

Diterangkan Mirah, Villa Stephanie sendiri adalah bangunan dengan nama pemilik Jonathan. Mirah menjelaskan, mobil yang ditinggal di tempat adalah punya Jonathan. Disamping itu, dalam insiden itu salah seorang saudara sang pemilik ikut jadi korban dalam momen itu.

Melihat kembali pada tempat, villa itu sekarang akan dipasarkan serta hal tersebut kelihatan dari plang di gerbang yang dirantai, tertulis tempat ini dipasarkan.

Selain itu, masih jadi misteri mengapa seonggok mobil tersisa momen itu masih terparkir di tempat. Keadaannya yang selintas terlihat masih sangat mungkin untuk diperbaiki tetapi justru dibiarkan teronggok tidak tertangani bersama dengan bangunan serta beberapa property di tempat meningkatkan kesan-kesan seram tempat.