Misteri Lintang Gunung Kemukus
Cerita Tengah Malam - Kosakata Lintang kemukus atau Komet atau juga bisa bintang berbuntut dipopulerkan sastrawan besar Ahmad Tohari dalam triloginya yakni Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Awal Hari serta Jantera Bianglala.Baca Juga : Misteri Terowongan Taman Sari Jogjakartallustrasi Ramalan Prabu Jayabaya Berkaitan Lintang Kemukus yang disimpulkan jadi Komet ialah :
"Bentuk Lintang Kemukus iku dawa, ngalu-alu ana sisih wetan" berarti Bentuk Lintang Kemukus itu benar-benar panjang berada di bagian timur.
Walau dalam tempo asteonomisnya, tempat Lintang Kemukus bergerak tidak cuma kelihatan di arah Timur. Tetapi kalimat "ngalu-alu ana sisih wetan" bisa diinterpretasikan jika peluang penampakan komet yang disaksikan Prabu Jayabaya waktu itu ada di waktu pagi hari mendekati fajar. Sebab munculnya Lintang Kemukus senja hari menguasai akan kelihatan di Barat.
Mitos Lintang Kemukus
Lintang Kemukus dalam mitologi beberapa warga Jawa dipandang seperti pembawa sinyal buat insiden di waktu hadir, jadi tanda-tanda akan datangnya musibah besar, huru-hara serta jaman yang penuh mala bencana. Tetapi menurut Dr Purwadi M Hum, dalam bukunya "keraton Pajang" (Panji Pustaka, 2008) tidak semua munculnya lintang kemukus itu tanda-tanda jelek, bergantung arah mana timbulnya.
Miskonsepsi Aristoteles
Komet jadi benda langit yang bawa tanda-tanda akan datangnya musibah ialah miskonsepsi Aristoteles masa Filsafat kuno. Aristoteles (384 SM – 322 SM) ialah satu orang filsuf Yunani, murid dari Plato serta guru dari Alexander yang Agung.
Aristoteles banyak melahirkan karya di zamannya mengenai beberapa pengetahuan fisika, metafisika, puisi, nalar, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi serta zoologi. Dengan Socrates serta Plato, dia dipandang seperti tiga orang filsuf yang paling punya pengaruh di pertimbangan Barat saat itu.
Slot Game IndonesiaMiskonsepsi dalam makna terminologi ialah salah pandangan. Kata ini dipakai dalam bagian disiplin pengetahuan lainnya, seperti miskomunikasi (salah bicara), mispersepsi (salah memiliki pendapat) mis info (salah dengar) dan sebagainya. Sedang menurut makna etimologinya ialah pandangan serta pengetian yang salah mengerti momen atau keterangan yang berlangsung dikarenakan oleh tuntunan serta edukasi yang tidak benar.
Bermula pada tahun 372 sebelum Masehi atau 2388 tahun waktu lalu, satu komet benar-benar jelas dengan ekor panjang tampil di langit Athena serta jadi objek penilaian astronomi oleh Aristoteles. Selanjutnya saat malam musim dingin tahun 373/375 (?) SM, gempa bumi besar mengguncangkan kota-kota di seputar teluk tanah darurat Korintus, yang terbentang di antara Peloponnesus ke Yunani daratan. Kota ini dibangun di Jaman Neolitikum seputar tahun 6000 SM.
Gempa Bumi serta Tsunami menyapu daratan Yunani serta menyebabkan kota Helike yang ada di Teluk Korintus terbenam ke bawah wajah permukaan air laut seperti yang dicatat oleh Ephorus dari Cymea serta Callisthenes dari Olynthus. Kota ini terdapat di Achaea, Peloponnesos utara, dua km. dari Teluk Korintus.
Contoh dailymail Riset pada puing-puing permukiman manusia jaman itu mulai dikerjakan semenjak akhir era ke-19 dengan penemuan puing-puing kota, berjalan-jalan serta artefak. Selanjutnya Dora Katsonopoulou, serta Steven Soter dari Museum Riwayat Alam Amerika temukan kembali kota ini pada musim panas tahun 2001, di dekat desa Rizomylos.
Dari momen di atas selanjutnya Aristoteles melahirkan asumsi jika munculnya komet adalah tanda-tanda akan datangnya musibah, mitos ini serta bertahan sampai beberapa ribu tahun setelah itu.
Lalu Bagaimana dengan Ramalan Prabu Jayabaya berkaitan Lintang Kemukus dengan musibah ? Disini letak bedanya. Dalam kalimat serat Periode Jayabaya sisi paling akhir malah merujuk pada pergantian jaman mengarah positif. Munculnya Lintang Kemukus menurut prabu Jayabaya ialah awal kehidupan baru yang lebih baik. "Akan ada yang melakukan perbaikan kondisi jaman, diikuti dengan timbulnya Lintang Kemukus".
Bait Ramalan Jayabaya mengenai Penampakan Lintang Kemukus merujuk pada Timbulnya Satrio Piningit bukan musibah.
159. Selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu akan ana dewa ngejawantah apengawak manungsa apasurya padha bethara Kresna awatak Baladewa agegaman trisula wedha jinejer wolak-waliking jaman wong nyilih mbalekake, wong utang mbayar utang nyawa bayar nyawa utang wirang nyaur wirang.
Paling lambat nantinya mendekati tutup tahun (sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu) akan ada dewa tampil memiliki badan manusia berparas seperti Batara Kresna berwatak seperti Baladewa bersenjata trisula wedha sinyal datangnya pergantian jaman orang pinjam kembalikan, orang berhutang bayar hutang nyawa bayar nyawa hutang malu dibayar malu.
160. Sadurunge ana tetenger lintang kemukus lawa ngalu-ngalu tumanja ana kidul wetan bener lawase pitung bengi, parak esuk bener ilange bethara surya njumedhul bebarengan sing wis mungkur prihatine manungsa kelantur-lantur iku tandane putra Bethara Indra wus katon tumeka ing arcapada ambebantu wong Jawa.
Awalnya ada tanda-tanda bintang kemukus panjang sekali pas di arah Selatan ke arah Timur lamanya tujuh malam hilangnya mendekati pagi sekali bersama dengan timbulnya Batara Surya (Matahari) bebarengan dengan hilangnya kesengsaraan manusia yang berlarut-larut itu sinyal putra Batara Indra telah terlihat hadir di bumi untuk menolong orang Jawa.
161. dunungane ana sikil redi Lawu sisih wetan wetane bengawan banyu andhedukuh pindha Raden Gatotkaca arupa pagupon dara tundha tiga kaya manungsa angleledha.
Aslinya dari kaki Gunung Lawu samping Timur samping timurnya bengawan berumah seperti Raden Gatotkaca berbentuk rumah merpati susun tiga seperti manusia yang merayu.
Pertanyaan
Lalu kenapa pemerhati "jalinan Lintang Kemukus dengan Musibah" tetap mengkaitkan kehadirannya dengan ramalan Jayabaya ? Dimana letak kalimat yang mengatakan Lintang Kemukus adalah sinyal akan timbulnya musibah alam serta huru-hara sosial ? Memang benar, serat periode Jayabaya benar-benar seringkali menyebutkan musibah dalam beberapa segi, tetapi adakah kalimat yang berkaitan munculnya Lintang Kemukus ?.
Kemungkinan munculnya Lintang Kemukus jadi tanda-tanda musibah berdasar dari tulisan R.M. Ng. Tiknopranoto serta R. Mardisuwignya, dalam "Riwayat Kutha Sala : Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu" halaman 35-36. Ditulisan itu diuraikan tentang arti munculnya komet menurut adat Jawa berdasar arahnya.
1. Yen ana lintang kemukus metu ing : Wetan, ngalamat ana ratu sungkawa. Beberapa nayakaning praja padha ewuh pikirane. Wong desa akeh kang karusakan lan sulit atine. Udan deres. Beras pari murah, emas larang.
Bila ada bintang berbuntut tampil di samping timur adalah tanda-tanda ada raja sedang berbela sungkawa. Beberapa pengikutnya sedang bingung pikirannya. Orang desa banyak alami kerusakan serta bersusah hatinya. Beras serta padi murah harga, tapi emas akan mahal harga.
2. Kidul-wetan : ngalamat ana ratu surud (seda). Wong desa akeh kang ngalih, udan arang. Woh2an akeh kang rusak. Ana pagebluk, akeh wong lara lan wong mati. Beras pari larang. Kebo sapi akeh kang didoli.
Tenggara : Tanda-tanda ada raja wafat. Orang desa banyak yang geser. Hujan jadi jarang-jarang. Buah-buahan banyak yang rusak. Ada wabah penyakit. beberapa orang sakit serta wafat. Beras serta padi mahal. Kerbau serta sapi banyak yang di jual oleh pemiliknya.
3. Kidul : ngalamate ana ratu surud (seda). Beberapa panggedhe pada sulit atine. Akeh udan. Karang kitri wohe ndadi.Beras pari, kebo sapi murah regane. Wong desa pada nalangsa atine, ngluhurake panguwasane Pangeran kang Maha Suci.
Selatan : Tanda-tanda ada raja wafat. Beberapa pembesar sedang bersusah hatinya. Banyak hujan. Hasil kebun melimpah hasilnya. Beras, padi, kerbau, serta sapi murah harga. Orang desa merana hatinya, mengagungkan kekuasaan Tuhan Yang Maha Suci.
4. Kidul Kulon : ngalamat ana ratu surud. Wong desa padha nindakake kabecikan. Beras pari murah. Karang kitri wohe ndadi. Kebo sapi akeh kang mati.
Barat daya : Tanda-tanda ada raja wafat. Orang desa lakukan kebajikan. Beras serta padi murah harga. Hasil kebun berlimpah ruah. Kerbau serta sapi banyak yang mati.
5. Kulon bener : ngalamat ana jumenengan Ratu. Panggede lan wong desa padha bungah atine. beras pari murah. Apa kang tinandur padha subur, kalis ing ama. Udan deres tour suwe. Barang dagangan bentuk apa bae padha murah regane, jalaran saka oleh nugrahaning Pangeran.
Barat : Tanda-tanda ada pengukuhan Raja. Pembesar serta orang desa merasakan suka hatinya. Beras serta padi murah harga. Apa yang ditanam akan berbuah subur serta cepat membawa hasil. Hujan lebat serta lama. Barang yang diperjual-belikan berbentuk apa akan murah harga, sebab mendapatkan karunia Tuhan.
6. Lor kulon : ngalamat ana Ratu pasulayan, rebutan raja darbeke lan pangwasane. Beberapa Adipati padha tukaran rebut bener. Wong desa padha sedhih atine. Kebo sapi akeh kang mati. udan lan gludhug salah mangsa. Grahana marambah-rambah tour suwe. Beras pari larang emas murah.
Barat laut : Tanda-tanda ada raja berbeda merebutkan kekuasaan. Beberapa adipat berbeda merebutkan kekuasaan. Masyarakat desa bersedih hatinya. Kerbau serta sapi banyak yang mati. Hujan serta petir akan berlangsung pada musim yang salah. Kekurangan (gerhana) akan makin meluas serta berjangka waktu lama. Beras serta padi akan mahal harga, tetapi emas murah harga.
7. Lor bener : ngalamat ana Ratu ruwet panggalihe jalaran saka kekacauan paprentahane, kang temahan nganakake pasulayan, banjur dadi perang. beras pari larang, emas murah.
Utara : tanda-tanda ada raja yang kalut pikirannya sebab kekeruhan dalam pemerintahan. Akan muncul konflik yang berkembang jadi peperangan. Beras serta padi mahal harga, tetapi emas murah.
Foto Wikipedia
Lepas dari tulisan R.M. Ng. Tiknopranoto serta R. Mardisuwignya, dalam "Riwayat Kutha Sala", di golongan pemula sendiri biasanya terjadi salah kaprah Interpretasi benda langit, bentuk Lintang Kemukus Prabu Jayabaya seringkali disalahartikan. Planet jelas seperti Venus atau Bintang Sirius, penampakan Meteor serta satelit ISS yang dengan gampang kelihatan di Bumi waktu mengorbit seringkali disebutkan Lintang Kemukus oleh pemula. Jelas ini kesalahan.
Deskripsi Lintang Kemukus dalam ramalan prabu Jayabaya sebenarnya ialah Komet yang diilustrasikan untuk kerangka visibilitas mata telanjang manusia bukan komet jadi objek teleskopis. Berarti? Lintang Kemukus yang disebut ialah penampakan komet yang betul-betul terpajang riil oleh mata bukan melalui alat membantu optik.
Penampakannya mampu membuat ramai masyarakat yang melihat sebab ukuran yang jelas serta panjang ekor yang mengagumkan. Bukan komet yang disaksikan oleh golongan terbatas melalui alat membantu seperti teleskop atau binokuler. Sebab tiap tahun minimal ada ±100-300 komet ada dekati Matahari, tetapi tidak semua dapat disaksikan oleh pemula, ditambah lagi oleh sebagian besar masyarakat Bumi.
Slot Game IndonesiaFoto by Maynard Pittendreigh Contoh penampakan Lintang Kemukus dalam riwayat kontemporer yang dihubungkan dengan mitologi beberapa warga Jawa ialah seperti penampakan komet Ikeya-Seki tahun 1965 yang hampir sebesar bulan dengan ekornya melintang di langit malam. Selanjutnya penampakan ini oleh warga dihubungkan dengan momen berdarah Pergerakan 30 September 1966.
Bagaimana dengan komet Halley yang saya lihat di waktu kecil bulan februari 1986 ? adakah momen musibah saat timbulnya Lintang Kemukus ini ? Pertanyaan ... Apa ada munculnya Lintang Kemukus sebelum berlangsung Tsunami Aceh 2004 atau Tsunami Pangandaran serta gempa bumi Jogja 2006 ? Bagaimana dengan letusan hebat gunung api Krakatau pada Agustus 1883 atau letusan gunung Merapi 2010 ? Apa berkaitan penampakan Lintang Kemukus ?
Untuk memberi info yang imbang tanpa ada berat samping, akan @Jogja_Uncover kupas riwayat munculnya dan momen besar yang menyertainya. Baca di artikel di bawah ini