Cerita Tengah Malam - Cerita Tengah Malam Toko Merah. |
Cerita Tengah Malam Toko Merah
Daerah Glodok cukup terkenal di indera pendengaran masyarakat bunda Kota. Hal ini dikarenakan tempat ini sebagai tempat tinggal etnis Tionghoa yang cukup terkenal sebagai sentra bisnis.semenjak zaman dahulu, tempat Glodok memang telah populer sebagai kawasan transaksi ekonomi. Sejumlah bangunan tua yg sampai kini masih mampu disaksikan, menunjukkan kemegahan serta ramainya transaksi usaha di tempat Glodok. Bahkan pada masa lampau, daerah Glodok jua menjadi kawasan hiburan malam yg relatif terkenal tetapi terselubung dan ilegal. Keramaian tempat Glodok bahkan telah dimulai sebelum kehadiran pemerintah Hindia Belanda.
Tempat Glodok tumbuh bersamaan dengan kampung tua yang lainnya yg ada di sepanjang aliran Sungai Ciliwung..
Baca Juga : Bioskop Atoom di Citereup Bogormengenai dari usul namanya, terdapat berbagai versi cerita mengenai nama Glodok. terdapat yg mengatakan bahwa kata Glodok dari dari bahasa Sund, ‘Golodok’ yg bermakna pintu masuk rumah. Hal ini sesuai berasal keberadaan Pelabuhan Sunda Kelapa yang menjadi pintu masuk ke Kerajaan Sunda.
ad interim itu versi yg lain, yang disebutkan pada kitab berjudul ‘Betawi: Queen from The East’ kata ‘Glodok’ berasal berasal bunyi air “grojok-grojok”. Sebelumnya, daerah Glodok memang menjadi kawasan pemberhentian dan hadiah air minum kuda penarik beban. Air-air tersebut berada pada bangunan persegi delapan yg berada di tengah-tengah page gedung Balai Kota atau yg kala itu disebut dengan Stadhuis. asal pancuran air tadi lalu orang Jakarta mengenal daerah tersebut menggunakan nama ‘Pancoran’ atau yang juga dikenal dengan nama Glodok Pancoran.
hingga hari ini pun terdapat sejumlah gedung peninggalan masa lalu yang mampu Anda saksikan. keliru satunya Toko Merah.
Toko Merah artinya sebuah peninggalan bangunan kolonial Belanda yg terletak pada tepi barat Kali akbar, Kota Tua, Jakarta. Lokasi ini merupakan keliru satu bangunan tertua pada Jakarta. ciri khas warna merah ini dikenal menggunakan sebutan Toko Merah pada kalangan warga luas.
Toko Merah dibangun pada 1730 oleh Gustaaf Willem baron van Imhoff pada atas tanah seluas 2.471 meter persegi. Toko merah artinya toko milik rakyat Tionghoa, Oey Liauw Kong, semenjak pertengahan abad ke-19.
Bola OnlineNama Toko Merah tadi jua berdasarkan pada rona tembok depan bangunan yang bercat merah hati dan tidak diplester langsung pada permukaan batu bata. namun ada pula yang mengatakan bahwa nama ‘Toko Merah’ itu diambil selesainya peristiwa ‘Geger Pecinan’ yg di saat itu banyak mayat orang Tionghoa bertebaran di Kali akbar sebagai akibatnya bagian atas air sebagai warna merah.
di samping itu pada akta tanah No. 957, No. 958 tanggal 13 Juli 1920 disebutkan bahwa persil-persil tersebut milik NV Bouwmaatschapij "Toko Merah".
Selain van Imhoff, bangunan ini jua menjadi kediaman beberapa Gubernur-Jenderal seperti Jacob Mossel (1750–1761), Petrus Albertus van der Parra (1761–1775), Reinier de Klerk (1777–1780), Nicolaas Hartingh, dan Baron von Hohendorff.
di tahun 1743-1755, Toko Merah dijadikan Kampus dan Asrama Académie de Marine (akademi angkatan laut). kemudian di tahun 1786-1808 digunakan buat Heerenlogement atau hotel para pejabat.
Tahun 1809-1813 semua bangunan dijadikan tempat tinggal tinggal sang Anthony Nacare. Kurun waktu 1813-1851 kepemilikan beberapa kali berganti sampai lalu dimiliki sang Oey Liauw Kong yg berfungsi menjadi taka, sebagai akibatnya populer menggunakan sebutan "Taka Merah".
Tahun 1920 dibeli serta dipugar oleh NV Bouw Maatschappij "Toko Merah" yg menelan biaya satu juta gulden. Bangunan ini diperbaiki lagi oleh Bank Voor Indie yg kemudian bermarkas di Jakarta hingga 1925.
kemudian ditempati oleh sejumlah Biro dan tempat kerja Dagang: Algemene Landbouws Syndicaat, De Semarangse Zee en Brandassuransi Mij dan WM Muller. & Co. di 1934-1942 menjadi kantor sentra N.V. Jacobson vanl den Berg salah satu perusahaan ‘The Big Five’ milik Kolonial Belanda.
di masa pendudukan Jepang menjadi Gedung Dinas Kesehatan Tentara Jepang. sehabis Indonesia merdeka, Toko Merah berubah melewati fase-fase perubahan pindah tangan pemilik kantor yang salah satunya merupakan PT Satya Niaga di 1964. Selanjutnya pada 1977 berubah sebagai PT Dharma Niaga (Ltd) dan gedung tadi permanen dipergunakan menjadi kantor. pada 1990-an, Toko Merah dijadikan bangunan cagar budaya berdasarkan UU No. 5 Tahun 1992 dan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 tanggal 29 Maret Tahun 1993. selesainya sekian usang terabaikan, Akhirnya Toko Merah direstorasi di 2012 dan sekarang Toko Merah bermetamorfosis menjadi function hall yang bisa dijadikan menjadi kawasan konferensi dan pameran.
buat masyarakat yg tinggal di Kota Jakarta, mungkin keberadaan dan keangkeran Toko Merah yg berada pada wilayah Kota Tua sudah menjadi hal yang biasa.
Bangunan yg didominasi berwarna merah ini menyimpan sejarah kelam pembantaian etnis Tionghoa oleh VOC Belanda zaman dahulu. seperti apa keangkeran Toko Merah?
Ya, peramal Indigo yang jua dikenal menjadi spiritual consultant sejumlah artis ternama Indonesia, Roy Kiyoshi, mengalami dan merasakan keganjilan-keganjilan selama berada pada daerah tadi. Terutama saat melakukan proses video dokumenter ‘Unexpected Journey’ yg menggandeng Production House Synergi Optima Pratama.
Bola OnlineRoy menceritakan, saat menyambangi bangunan yg dikabarkan daerah penyiksaan etnis Tionghoa, khususnya para gadis, ia sempat melihat hantu perempuan berpakaian cheongsam menggunakan membawa payung. menggunakan tatapan tajam dan aura negatif, perempuan tersebut memang diklaim-sebut tak jarang muncul pada malam hari.
Sosok wanita yang diduga istri dari Jendral pemilik Toko Merah ini, dikatakan Roy tidak menyukai keberadaan Roy dan tim kameramen waktu proses pengambilan gambar video dokumenter.
"Episode Toko Merah ini kami ambil karena relatif terkenal sebagai daerah yg menakutkan di wilayah Kota, Jakarta sentra. di Toko Merah ini kami menjumpai sosok sejumlah hantu perempuan Tionghoa dan juga seseorang jendral yg mengoleksi perempuan sebagai istri simpanannya," ujar Roy kepada Okezone, belum usang ini.
namun uniknya, di Toko Merah tadi tak jarang kali diklaim terdapat seorang hantu anak-anak yg berkeliaran.
"pada pandangan spiritual aku tidak ada. Itu hanya cerita warga saja," celoteh Roy.
Meski menyimpan cerita-cerita seram, Toko Merah ini tidak pernah surut berasal kunjungan pelancong. Mereka asyik berfoto-foto pada depan bangunan. Bahkan sebagian pasangan, memanfaatkan gedung ini untuk melakukan foto pre-wedding karena keunikannya. Asyiknya, pengelola tidak memungut biaya karena letak bangunan yang terletak di pinggir jalan raya.
Sumber : Okezone